fk.umsida.ac.id – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo peduli akan asam lambung yang mulai banyak menyerang kalangan muda.
Asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan gangguan pencernaan yang sering dialami masyarakat, terutama oleh generasi muda yang akrab dengan pola makan tidak teratur dan gaya hidup serba cepat.
Baca Juga: Dokter Umsida Sebut Independensi Kolegium Kedokteran Perlu Dikembalikan
Meski terdengar ringan, asam lambung yang dibiarkan tanpa penanganan dapat berdampak serius pada kesehatan. Untuk itu, penting bagi masyarakat mengetahui cara-cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala asam lambung sejak dini.
Berikut ini adalah 10 cara mudah yang dapat membantu meredakan dan mencegah gejala asam lambung:
1. Makan dengan Porsi Kecil namun Sering
ilustrasi: pexels
Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam satu waktu dapat meningkatkan tekanan pada lambung. Sebaiknya makan dalam porsi kecil, namun lebih sering dalam sehari untuk mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.
2. Hindari Makanan Pemicu
ilustrasi: pexels
Beberapa jenis makanan seperti makanan pedas, asam, gorengan, cokelat, dan makanan berlemak dapat memicu produksi asam lambung. Mengenali makanan yang memicu gejala pada diri sendiri merupakan langkah penting dalam pencegahan.
3. Batasi Konsumsi Kafein dan Soda
ilustrasi: pexels
Minuman berkafein seperti kopi dan teh serta soda dapat melemahkan katup lambung dan meningkatkan risiko refluks. Mengurangi atau menggantinya dengan air putih atau teh herbal dapat menjadi pilihan lebih aman.
4. Tidak Langsung Tidur Setelah Makan
ilustrasi: pexels
Berbaring setelah makan membuat gravitasi tidak membantu proses pencernaan, sehingga asam lambung lebih mudah naik. Disarankan memberi jeda minimal 2-3 jam antara waktu makan dan waktu tidur.
5. Tidur dengan Posisi Kepala Lebih Tinggi
ilustrasi: pexels
Meninggikan posisi kepala saat tidur sekitar 15–20 cm dapat membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Gunakan bantal tambahan atau ganjal kasur di bagian kepala.
6. Kelola Stres dengan Baik
ilustrasi: pexels
Stres yang tidak terkontrol dapat memengaruhi produksi asam lambung. Jika sudah merasa pikiran terlalu penuh, maka sangat disarankan untuk menurunkan kadar stres berlebih dengan relaksasi. Melakukan relaksasi seperti pernapasan dalam, olahraga ringan, atau aktivitas menyenangkan dapat membantu mengurangi stres.
7. Hindari Pakaian Terlalu Ketat di Area Perut
ilustrasi: pexels
Pakaian yang terlalu ketat dapat menekan lambung dan mendorong asam naik ke atas. Pilih pakaian yang nyaman, terutama setelah makan. Atau dapat dilakukan dengan mengendurkan pakaian pada bagian perut setelah makan.
8. Perbaiki Pola Tidur
ilustrasi: pexels
Kurang tidur atau begadang dapat memperparah gejala asam lambung. Pastikan tidur cukup dan berkualitas setiap malam sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
9. Berhenti Merokok dan Hindari Alkohol
ilustrasi: pexels
Zat dalam rokok dan alkohol dapat mengiritasi lambung serta melemahkan katup esofagus. Menghindari dua hal ini secara langsung dapat mengurangi frekuensi dan intensitas gejala.
10. Konsumsi Obat Sesuai Anjuran Dokter
ilustrasi: pexels
Jika gejala sudah sering kambuh, berkonsultasilah ke dokter. Penggunaan obat seperti antasida atau penghambat pompa proton (PPI) harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pengawasan medis.
Mengapa Langkah Ini Penting?
Naiknya asam lambung bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang jika tidak ditangani, seperti luka pada kerongkongan, penyempitan saluran cerna, bahkan kanker. Oleh karena itu, langkah pencegahan dan pengelolaan gejala sejak awal sangat penting.
Siapa yang Perlu Waspada?
Semua orang dapat mengalami asam lambung, tetapi risiko lebih tinggi pada individu yang sering mengonsumsi makanan pemicu, memiliki pola tidur tidak teratur, mengalami stres berat, atau memiliki kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Selain itu, mahasiswa dan pekerja dengan gaya hidup serba cepat, makan tidak teratur, serta sering mengonsumsi kopi atau makanan instan juga perlu meningkatkan kewaspadaan.
Mereka adalah kelompok yang kerap mengabaikan gejala ringan, padahal bisa menjadi tanda awal gangguan yang lebih serius.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika gejala muncul lebih dari dua kali seminggu, atau tidak membaik dengan perubahan gaya hidup, maka perlu segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Fakultas Kedokteran Umsida mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih peduli terhadap gangguan pencernaan yang sering dianggap sepele ini. Edukasi dan tindakan pencegahan adalah kunci utama dalam menjaga kesehatan sistem cerna secara berkelanjutan.
Penulis: Kiki Widyasari Hastowo