umsida

3 Tahun Usaha Maksimal Umsida Wujudkan Prodi Kedokteran Bergengsi

fk.umsida.ac.id – Menengok ke tahun 2022, menarik waktu dimana Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) telah menyusun persiapan dengan berbagai strategi matang demi merealisasikan pembukaan Program Studi Kedokteran. 

Kini pada tahun 2025, setiap proses, komitmen kuat, kerja keras, dan langkah panjang berbuah hasil. Umsida resmi membuka Prodi Kedokteran mulai tahun akademik 2025-2026 setelah memperoleh izin operasional oleh pemerintah.

Lihat juga: Marak Kasus Dokter PPDS, Dosen Kedokteran Umsida Soroti Perlunya Reformasi Sistem

Mengapa Membuka Prodi Kedokteran?
kedokteran Umsida
default

Bersama dengan tekad yang kuat, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Dr Hidayatulloh MSi, menyampaikan bahwa ada beberapa alasan penting yang melandasi keputusan ini. 

“Pertama, kita menyadari bahwa kebutuhan dokter di Indonesia ini masih sangat tinggi, baik di Jawa maupun di luar Jawa,” tutur beliau.

Melihat dan memanfaatkan kondisi tersebut, pemerintah bersama dengan Dr Hidayatulloh memiliki visi dan misi yang sama dalam keseriusan meningkatkan derajat kesehatan untuk masyarakat. Untuk mendukung agenda dan keseriusan tersebut, tentu dibutuhkan ketersediaan tenaga medis yang akan dicetak dan dihasilkan dari lulusan Prodi Kedokteran kampus pencerah.

“Untuk mencetak dokter, dibutuhkan pendidikan kedokteran. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menjadi bagian dari perguruan tinggi yang punya concern untuk membantu pemerintah di dalam penyiapan tenaga dokter itu,” imbuh rektor lulusan S3 IAIN Sunan Ampel tersebut.

Alasan yang kedua, ia menambahkan bahwa Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Majelis Dikti Litbang telah memetakan sejumlah kampus Muhammadiyah yang dianggap layak membuka Prodi Kedokteran. Dan proyeksi tersebut salah satunya diterima oleh Umsida yang dinilai memiliki kesiapan dan potensi yang mumpuni.

“Kemudian di internal Umsida sendiri kita memang sudah mempunyai Renstra (Rencana Strategi) pengembangan prodi-prodi baru,” ujarnya.

Hal ini tertera di dalam dokumen Renstra Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2022-2026, salah satunya mencatat akan mengembangan target utama dan mendirikan Prodi Kedokteran.

Perjalanan Prodi Kedokteran Kampus Pencerah Sejak 2022

Dengan dasar dari tiga pertimbangan tersebut, Umsida mulai menyiapkan langkah konkret sejak tahun 2022. Pada tahun tersebut, dibentuklah tim PPFK (Persiapan Pembukaan Fakultas Kedokteran) yang bekerja sama dengan ti task force untuk menyusun kelengkapan dokumen dan sistem pendukung.

Namun dalam beberapa proses, tidak semuanya berjalan lancar. Setelah dokumen awal diunggah ke sistem Siaga, muncul regulasi baru dari Kementerian yang menyatakan bahwa pembukaan prodi kedokteran di Pulau Jawa hanya bisa dilakukan oleh kampus yang telah terakreditasi unggul. Namun kampus dengan jargon ‘dari sini pencerahan bersemi’ saat itu masih berstatus B.

“Saat itu, Umsida masih berstatus akreditasi B, sehingga proses pembukaan Prodi Kedokteran harus dihentikan sementara. Namun kami tidak menyerah,” ujar rektor yang juga pernah menjadi kepala SMAMDA Sidoarjo. 

Menghadapi tantangan tersebut, pihak kampus mempercepat proses peningkatan kualitas institusi. Salah satu langkah strategisnya adalah memperbanyak jumlah prodi terakreditasi unggul sebagai syarat peningkatan akreditasi institusi.

“Alhamdulillah pada bulan 19 Maret 2024, Umsida telah terakreditasi unggul. Setelah itulah kami kembali mengaktifkan para tim PPFK dan tim task force untuk melanjutkan pembukaan Prodi Kedokteran,” ungkapnya.

Lihat Juga: Penerapan Sistem E-health di Rumah Sakit Sidoarjo

Kerja Sama dengan Rumah Sakit Pendidikan

Salah satu persiapan dan bagian penting dalam pembukaan Fakultas Kedokteran Umsida adalah tersedianya rumah sakit pendidikan. Dengan itu, kampus pencerah menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Siti Khodijah untuk menjadi rumah sakit pendidikan utama bagi mahasiswa kedokteran. Mengingat bahwa rumah sakit tersebut telah memenuhi kualifikasi rumah sakit tipe B.

“Gedung itu telah tersedia ruang diskusi, ruang praktik, serta berbagai fasilitas yang mendukung keunggulan prodi ini, yaitu bidang pencegahan kedokteran khususnya pencegahan tuberkulosis,” terang Dr. Hidayatulloh. 

Menariknya, dokter-dokter klinis dari Rumah Sakit Siti Khodijah juga akan turut berperan menjadi dosen klinik bagi mahasiswa kedokteran Umsida. Sehingga dapat memberikan kesempatan belajar langsung dari praktisi profesional.

Proyeksi Pengembangan FK Umsida

Untuk kedepannya, kampus para pencerah telah merancang tiga pengembangan besar pasca pembukaan Fakultas Kedokteran. Pertama, pembangunan RS Pendidikan Umsida seperti Rumah Sakit Siti Khodijah di Kampus 3 untuk menampung mahasiswa yang terus bertambah.

Kedua, pendirian Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) di Sekardangan. Serta yang ketiga, penambahan prodi di bidang kesehatan dan sosial, seperti S2 Hukum, S2 Komunikasi, S2 Administrasi Publik, dan Keperawatan Anestesi. 


Penulis: Kiki Widyasari Hastowo