Fk.umsida.ac.id – Perkembangan teknologi digital seperti kecerdasan buatan (AI), virtual reality (VR), dan telemedicine telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk dunia pendidikan kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tidak ketinggalan dalam menyesuaikan metode pembelajaran agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman yang terus berkembang.
Kepala Medical Education Unit FK UMSIDA, dr. Rifda Savirani MHPE, menyampaikan bahwa saat ini teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran dan praktik kedokteran.
“Manusia tidak bisa lepas dari bantuan teknologi, termasuk para dosen dan tenaga pengajar di FK UMSIDA. Kami mendorong pengajar untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu, bukan untuk menggantikan peran mereka secara keseluruhan melainkan sebagai alat bantu, bukan murni sebagai substitusi.,” jelas dr. Rifda yang akrab disapa dr. Vira.
Lihat juga: Pendidikan, Pengorbanan dan Cita-cita: Perjalanan Panjang di Balik Jas Putih
Teknologi seperti AI dapat memberikan umpan balik otomatis dari tampilan presentasi dosen sebelum mengajar, sehingga materi yang disampaikan bisa dievaluasi dan diperbaiki agar lebih menarik dan mudah dipahami mahasiswa.
“AI dapat digunakan untuk memberikan umpan balik dari tampilan presentasi dosen sebelum mengajar apakah sudah menarik atau belum,” terang dosen yang biasa disapa dr Vira itu.
Selain itu, VR sudah banyak digunakan dalam simulasi klinis yang memungkinkan mahasiswa berlatih dalam situasi yang mendekati realitas tanpa menimbulkan risiko bagi pasien. “Peran dosen bukan hanya mentransfer ilmu,, tetapi juga sebagai fasilitator dan pengarah etika dalam pemanfaatan teknologi,” tambahnya.
Tantangan Integrasi Teknologi Digital dalam Pendidikan KedokteranTantangan utamanya adalah infrastruktur & kesiapan SDM
Meskipun manfaat teknologi digital sangat besar, proses integrasinya dalam pendidikan kedokteran tidak berjalan tanpa hambatan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi FK UMSIDA dan banyak institusi lain adalah keterbatasan infrastruktur.
Menurut dr Vira, tidak semua institusi memiliki akses yang sama terhadap perangkat teknologi canggih seperti VR set, simulasi high-fidelity, dan jaringan internet yang stabil. Hal ini menjadi kendala dalam pemerataan kualitas pendidikan berbasis teknologi.
Selain itu, “kesiapan sumber daya manusia juga menjadi perhatian. Tingkat literasi digital dosen dan instruktur yang beragam menuntut adanya pelatihan berkelanjutan agar mereka mampu mengoptimalkan teknologi dalam proses pembelajaran,” tambahnya
FK UMSIDA sendiri telah mulai mengadakan berbagai workshop dan pelatihan internal yang bertujuan meningkatkan kompetensi digital para pengajar.
“Kami ingin memastikan bahwa tenaga pengajar tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi, tetapi juga memahami bagaimana teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan,” ungkap dr Vira
Selain kendala teknis, aspek etika dan regulasi juga menjadi perhatian penting dalam pemanfaatan teknologi digital di pendidikan kedokteran. Penggunaan AI dalam asesmen, rekaman pasien untuk simulasi, serta praktik telemedicine memerlukan kerangka hukum dan etika yang jelas untuk menghindari potensi pelanggaran privasi dan ketidakadilan dalam proses pendidikan.
“Tanpa panduan yang tepat, pemanfaatan teknologi justru bisa menimbulkan risiko pelanggaran privasi dan ketidakadilan dalam proses pendidikan serius,” tegas dr. Vira.
Mahasiswa Kedokteran Perlu Keterampilan Digital yang Komprehensif
Di tengan transformasi digital yang terjadi secara cepat menuntut mahasiswa kedokteran untuk tidak hanya mahir mengoperasikan aplikasi, tetapi juga memiliki keterampilan digital yang komprehensif dan pemahaman mendalam mengenai teknologi kesehatan.
“Mereka perlu menguasai literasi data kesehatan, mampu memanfaatkan AI sebagai decision support system dalam membantu pengambilan keputusan medis, menjaga etika digital terkait kerahasiaan dan keamanan data pasien, serta mampu melakukan konsultasi medis secara virtual melalui telemedicine,” jelas dr. Vira.
Menjawab kebutuhan ini, FK UMSIDA telah merancang kurikulum yang relevan dengan perkembangan teknologi terkini. Salah satu inovasi yang ditawarkan adalah blok elektif peminatan Kedokteran Digital dan Telemedicine.
Melalui blok ini, mahasiswa dapat mempelajari aspek teknis sekaligus etis dari praktik kedokteran berbasis teknologi digital,” jelas dr Vira
Penulis: Hani