asam lambung

2025 Jangan Remehkan Asam Lambung! Nyawa jaminan yang berisiko

fk.umsida.ac.id – Kabar duka datang dari Jakarta, di mana seorang mahasiswa berusia 21 tahun ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya pada pertengahan Mei 2025.

Tragedi ini menimbulkan pertanyaan: mengapa asam lambung yang kerap dianggap ringan bisa berujung fatal? Siapa saja yang berisiko? Kapan gejala perlu diwaspadai? Dan bagaimana gaya hidup anak muda berperan dalam memicu gangguan ini?

Baca Juga: Dokter Umsida Sebut Independensi Kolegium Kedokteran Perlu Dikembalikan

Gaya hidup modern yang sarat dengan minuman berkafein, makanan pedas, dan asam kini menjadi bagian dari rutinitas harian anak muda.

Namun di balik kenikmatannya, konsumsi berlebih terhadap kopi, makanan pedas, dan asam dapat memicu penyakit serius seperti asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Ironisnya, meskipun risiko ini sudah banyak diketahui, sebagian besar masyarakat tetap mengabaikannya.

Asam Lambung dan Potensi Bahayanya

asam lambung

ilustrasi: pexels

Asam lambung merupakan cairan yang diproduksi oleh lambung untuk membantu proses pencernaan makanan. Namun, jika produksinya berlebih atau terjadi gangguan pada katup lambung, asam ini bisa naik ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi atau istilah medisnya adalah GERD.

Naiknya asam secara terus-menerus dapat melukai lapisan kerongkongan, menyebabkan peradangan, luka, bahkan penyempitan saluran pencernaan. Pada kasus jangka panjang, ini dapat memicu Barrett’s esophagus kondisi prakanker yang meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

Naiknya asam lambung bukan sekadar keluhan ringan. Jika dibiarkan, bisa memicu luka pada saluran cerna hingga risiko kanker esofagus.

Apa Saja yang Menjadi Pemicu?

Faktor utama yang memicu asam lambung antara lain:

  • Kopi dan minuman berkafein: Merangsang produksi asam berlebih di lambung.
  • Makanan pedas dan berlemak: Mengendurkan otot sfingter esofagus bawah, sehingga asam lebih mudah naik.
  • Makanan asam (jeruk, nanas, acar): Memperparah iritasi lambung.
  • Kebiasaan makan larut malam: Makanan sulit tercerna optimal dan memperpanjang paparan asam.

Kombinasi faktor tersebut diperparah dengan stres dan kurang tidur, dua kondisi yang umum terjadi di kalangan pelajar, mahasiswa, maupun pekerja muda.

Asam Lambung Rentang Menyerang Siapa?

Gen Z dan milenial menjadi kelompok usia yang paling banyak terpapar risiko. Konsumsi kopi berlebihan saat begadang, camilan pedas saat lembur, hingga makanan asam sebagai tren kuliner kekinian membuat mereka rentan terhadap gejala asam lambung.

Bahkan, tak sedikit yang mengaku mengalami keluhan GERD namun tetap mengonsumsi pemicunya.

Banyak anak muda tahu bahwa kopi bisa memicu rasa perih di lambung, tetapi tetap dikonsumsi demi alasan mood booster. Kebiasaan ini bisa berbahaya jika dibiarkan berlarut-larut.

Mengapa Asam Lambung Harus Diwaspadai?

Gejala asam lambung bisa terjadi kapan saja, tetapi umumnya muncul setelah makan besar, minum kopi dalam kondisi perut kosong, atau saat tidur dengan posisi tubuh datar. Keluhan yang terus berulang dalam seminggu perlu mendapat perhatian serius.

Jika gejala muncul dua kali atau lebih dalam seminggu, itu sudah masuk kategori GERD kronis. Pemeriksaan ke dokter menjadi langkah penting sebelum terjadi komplikasi.

Bagaimana Mengatasinya?

Pengendalian asam lambung bisa dilakukan melalui:

  • Mengurangi atau menghentikan konsumsi kopi dan makanan pemicu
  • Makan dengan porsi kecil namun sering
  • Tidak langsung tidur setelah makan
  • Menghindari pakaian ketat di area perut
  • Mengelola stres dan memperbaiki jam tidur

Jika diperlukan, dokter dapat memberikan obat antasida, penghambat pompa proton (PPI), atau terapi lainnya sesuai kebutuhan pasien.

Pilih Sehat atau Nikmat Sementara?

Menikmati kopi dan makanan pedas mungkin terasa menyenangkan sesaat, tetapi jika dilakukan secara terus-menerus tanpa kontrol, risiko kesehatannya tidak bisa dianggap enteng. Nyawa bisa menjadi taruhannya jika komplikasi dibiarkan berkembang.

Baca Juga:

Maka dari itu, penting untuk memahami bahwa asam lambung bukan sekadar penyakit orang tua atau efek minum kopi berlebih, tetapi ancaman nyata jika tidak ditangani secara tepat.

Fakultas Kedokteran Umsida menekankan pentingnya kesadaran sejak dini dalam menjaga pola hidup sehat dan meminta para mahasiswa baik di Umsida maupun kampus lainnya untuk memperhatikan.

Edukasi dan perubahan perilaku menjadi langkah preventif utama agar masyarakat, khususnya generasi muda, dapat terhindar dari risiko asam lambung kronis dan komplikasinya. Jangan tunggu hingga tubuh memberi sinyal keras untuk mulai peduli.

Penulis: Kiki Widyasari Hastowo