gagal ginjal

Gagal Ginjal Todong Remaja dan Dewasa Muda di 2025

fk.umsida.ac.id – Gagal ginjal kembali menjadi momok dan akan terus mengintai remaja. Terkabar hingga hari ini, terdapat kasus gagal ginjal yang menyerang remaja. Dr Rifda Savirani MHPE, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiah menanggapi kasus tersebut. 

Gagal ginjal yang sebelumnya lebih dikenal sebagai masalah kesehatan di kalangan usia dewasa atau lanjut usia, kini semakin mengancam remaja dan dewasa muda. Pada tahun 2025 angka kejadian gagal ginjal pada kelompok usia ini terus meningkat, membawa perhatian besar di dunia medis.

Hal ini tidak hanya disebabkan oleh penyakit turunan seperti diabetes dan hipertensi, tetapi juga oleh faktor gaya hidup yang tidak sehat, terutama pada remaja dan dewasa muda.

Gagal Ginjal pada Remaja dan Dewasa Muda

gagal ginjal

ilustrasi: pexels

Menurut dr Rifda Savirani yang akrab disapa dr Vira, gagal ginjal paling sering terjadi pada usia 40 tahun ke atas terutama jika ada riwayat diabetes atau hipertensi.

“Namun dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak remaja dan dewasa muda yang menderita gagal ginjal. Hal ini dipicu oleh sejumlah faktor risiko, termasuk infeksi ginjal berulang, konsumsi suplemen atau obat tanpa pengawasan medis, serta gaya hidup tidak sehat,” jelas Dr. Vira.

Beliau juga menambahkan bahwa beberapa faktor seperti konsumsi garam berlebih, makanan ultra-proses, dan minuman manis dapat memperburuk kondisi ginjal, terutama jika tidak disertai dengan pola hidup yang sehat.

“Konsumsi makanan yang tinggi garam dan minuman manis, yang banyak dikonsumsi oleh remaja dan dewasa muda, bisa berkontribusi besar terhadap kerusakan ginjal jika dilakukan dalam jangka panjang,” tambahnya.

Kasus Terbaru Gagal Ginjal pada Remaja

Menjadi perbincangan hangat saat ini, pasien gagal ginjal dengan umur berkisar 20-27 tahun kembali muncul ke permukaan. Pengidap yang dikenal aktif dan sehat, tiba-tiba bisa mengalami penurunan fungsi ginjal yang cepat.

Terutama pasien dengan penyebab penggunaan suplemen penambah energi yang mengandung protein dan zat kimia berbahaya tanpa pengawasan dokter.

“Kasus seperti ini semakin sering kami temui, terutama pada remaja yang mengonsumsi suplemen atau obat-obatan tanpa memperhatikan dampaknya pada ginjal,” kata dr Vira yang terlibat dalam penanganan kasus ini.

Kasus ini semakin menegaskan pentingnya edukasi kesehatan mengenai bahaya konsumsi obat dan suplemen tanpa resep dokter, terutama bagi remaja dan dewasa muda yang cenderung mengabaikan risiko kesehatan jangka panjang.

Penyebab Utama Gagal Ginjal pada Remaja Usia 20–25 Tahun

Selain konsumsi suplemen berlebihan, dr Vira menyebutkan bahwa faktor lainnya yang sering menyebabkan gagal ginjal pada remaja dan dewasa muda adalah infeksi saluran kemih yang tidak ditangani dengan tuntas, penggunaan obat anti-nyeri berlebihan tanpa pengawasan medis, serta gaya hidup kurang sehat, seperti kurang minum air dan diet ekstrem.

“Faktor-faktor ini menjadi penyebab utama kerusakan ginjal yang tidak hanya mengancam fisik remaja, tetapi juga bisa memengaruhi kualitas hidup mereka dalam jangka panjang,” kata dr Vira.

Gagal ginjal pada usia muda sangat memprihatinkan, mengingat masa muda adalah masa produktif yang seharusnya digunakan untuk belajar, bekerja, dan berkembang.

“Penyakit ginjal di usia muda bisa memiliki dampak yang sangat besar, baik secara fisik, mental, maupun sosial,” lanjutnya.

Pesan untuk Remaja dan Dewasa Muda

Penting bagi remaja dan dewasa muda untuk menjaga gaya hidup sehat, menghindari konsumsi suplemen atau obat-obatan tanpa resep dokter, serta menjaga pola makan yang seimbang dan mengonsumsi air yang cukup.

Para dokter mengingatkan bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan, dan dengan menjaga kesehatan ginjal sejak dini, banyak masalah serius yang bisa dihindari di kemudian hari.

“Edukasi tentang pentingnya pola makan sehat dan penghindaran suplemen yang tidak terkontrol sangat penting untuk mencegah kerusakan ginjal pada usia muda,” tuturnya.

Menurut dr Vira, hal ini sangat memprihatinkan. Usia muda adalah masa produktif, sehingga jika mengalami gagal ginjal di usia ini, dampaknya bisa sangat besar baik secara fisik, mental, maupun sosial

Kesimpulan

Gagal ginjal tidak lagi menjadi masalah kesehatan yang hanya terjadi pada usia tua. Remaja dan dewasa muda juga rentan terhadap kerusakan ginjal, terutama jika mereka tidak menjaga gaya hidup yang sehat dan mengonsumsi obat atau suplemen tanpa pengawasan medis.

Baca Juga: Good Posture Jadi Fokus Fikes Umsida Dalam Edukasi Pelajar

Hal ini semakin memperjelas pentingnya pengawasan terhadap konsumsi suplemen dan gaya hidup yang sehat untuk mencegah penyakit ginjal di usia muda. Melalui edukasi yang lebih intensif dan kesadaran yang meningkat, diharapkan kasus gagal ginjal pada remaja dapat diminimalkan di masa depan.

Penulis: Kiki Widyasari Hastowo