kulit pisang

Inovasi Pengobatan Aterosklerosis, Kulit Pisang Ambon sebagai Alternatif Terapi

fk.umsida.ac.id – Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo kembali menghadirkan inovasi dalam dunia kesehatan dengan penelitian mengenai potensi kulit pisang Ambon (Musa sapientum) sebagai alternatif terapi untuk pengobatan aterosklerosis.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Arlinda Silva Prameswari ini membuka peluang baru dalam pemanfaatan bahan alami sebagai terapi efektif dengan risiko efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat-obatan konvensional.

Apa Itu Aterosklerosis dan Mengapa Penting?

kulit pisang

ilustrasi : pinterest

Aterosklerosis adalah kondisi kronis yang ditandai dengan penumpukan plak lemak pada dinding pembuluh darah arteri.

Kondisi ini menjadi penyebab utama berbagai penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke yang menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia. Menjadi ketakutan secara global termasuk juga Indonesia.

Pengobatan konvensional sering kali menggunakan obat-obatan yang berfokus pada pengurangan kolesterol dan peradangan, namun efek samping dan biaya terapi menjadi tantangan tersendiri bagi pasien.

Bagaimana Kulit Pisang Ambon Bekerja sebagai Terapi Alternatif?

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Arlinda Silva Prameswari dan timnya menunjukkan bahwa ekstrak kulit pisang Ambon memiliki kemampuan untuk menghambat jalur inflamasi NF-κB sekaligus meningkatkan produksi eNOS, enzim yang membantu melancarkan aliran darah dengan melebarkan pembuluh darah.

“Ekstrak kulit pisang Ambon bekerja secara sinergis dengan menghambat faktor inflamasi yang biasanya meningkat pada pasien aterosklerosis, sekaligus memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah melalui peningkatan eNOS,” jelas Dr. Arlinda pada hasil penelitian yang telah beliau laksanakan.

Menurut beliau, mekanisme ganda ini menjadikan kulit pisang Ambon sebagai kandidat kuat dalam terapi alternatif yang lebih aman dan alami.

Siapa dan Kapan Penelitian Ini Dilakukan?

kulit pisang

Penelitian ini diprakarsai oleh Dr. Arlinda Silva Prameswari dosen FK Umsida, bersama tim peneliti multidisipliner yang melibatkan mahasiswa dan staf laboratorium Fakultas Kedokteran.

Penelitian berlangsung sejak 2017  dengan menggunakan model eksperimen pada hewan untuk menguji efektivitas ekstrak kulit pisang Ambon dalam menghambat proses aterosklerosis.

Penelitian mengenai efektivitas ekstrak kulit pisang Ambon (Musa sapientum) sebagai pencegahan aterosklerosis melalui penghambatan NF-κB dan peningkatan ekspresi eNOS ini dilakukan di laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Hasil penelitian tersebut kemudian dipublikasikan dan diunggah secara resmi pada jurnal ilmiah internasional pada tahun 2018, sebagai bagian dari upaya untuk memperkenalkan potensi bahan alami lokal dalam pengembangan terapi penyakit kardiovaskular.

Mengapa Penelitian Ini Penting?

Di tengah tantangan meningkatnya kasus penyakit jantung dan keterbatasan akses ke obat-obatan mahal, penelitian ini hadir sebagai solusi inovatif yang memanfaatkan sumber daya lokal.

Kulit pisang Ambon, yang selama ini sering dianggap limbah, menawarkan potensi besar untuk dijadikan bahan baku terapi alami yang ramah lingkungan dan terjangkau.

“Penggunaan bahan alami sebagai terapi memberikan keuntungan karena mengurangi risiko efek samping yang biasa muncul pada obat kimia. Selain itu, pemanfaatan kulit pisang sebagai alternatif terapi membuka jalan bagi pengembangan obat herbal yang dapat diakses oleh masyarakat luas.” Dr. Arlinda menegaskan pada hasil penelitian yang telah di publikasi.

Di Mana Kulit Pisang Ambon Bisa Dimanfaatkan?

Kulit pisang Ambon bisa diolah menjadi ekstrak atau bubuk yang kemudian dapat digunakan sebagai suplemen kesehatan atau bahan baku obat herbal. Namun, Dr. Arlinda mengingatkan bahwa proses pengolahan harus dilakukan secara tepat untuk menjaga kandungan senyawa aktifnya.

“Penting untuk memastikan proses ekstraksi dan pengemasan dilakukan sesuai standar agar manfaat kesehatan tetap maksimal,” tambahnya.

Bagaimana Langkah Selanjutnya untuk Terobosan Ini?

FK Umsida berkomitmen untuk melanjutkan penelitian ini hingga tahap uji klinis, agar dapat memastikan keamanan dan efektivitas pada manusia. Selain itu kolaborasi dengan industri farmasi dan pihak terkait menjadi fokus utama untuk mengembangkan produk herbal berbasis kulit pisang Ambon.

“Kami berharap penelitian ini dapat menjadi inspirasi dan langkah nyata dalam menghadirkan solusi pengobatan yang efektif, aman, dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia,” pungkas Dr. Arlinda.

Penelitian ini memberikan keuntungan besar bagi Fakultas Kedokteran Umsida dengan memperkuat reputasi institusi sebagai pusat inovasi dan riset kesehatan yang mampu mengangkat potensi sumber daya alam lokal.

Selain itu hasil penelitian ini juga menjadi sumber inspirasi dan bahan pembelajaran yang berharga bagi mahasiswa, mendorong mereka untuk lebih aktif terlibat dalam penelitian ilmiah dan mengembangkan kemampuan akademik serta keterampilan praktis dalam bidang kesehatan dan farmakologi.

Penulis: Kiki Widyasari Hastowo