Fk.umsida.ac.id – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FK UMSIDA) melaksanakan kegiatan benchmarking dengan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (FK UM Surakarta). Kegiatan ini menjadi bagian dari agenda strategis fakultas untuk memperkuat penyelenggaraan pendidikan kedokteran, mulai dari tata kelola, pengembangan kurikulum, implementasi pembelajaran berbasis kompetensi, hingga peningkatan kualitas fasilitas akademik dan klinik.
Lihat juga: FK UMSIDA Wujudkan Pengabdian Nyata Melalui Abdi Masyarakat di Desa Sidodadi
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, pada 9–10 Desember 2025 tersebut, diikuti oleh jajaran pimpinan fakultas, pengelola program studi, serta tim pengembang kurikulum FK UMSIDA. Melalui kegiatan ini, FK UMSIDA berupaya memperoleh gambaran komprehensif mengenai pelaksanaan pendidikan kedokteran di FK UM Surakarta, terutama terkait Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), persiapan akreditasi, pengelolaan laboratorium keterampilan klinik (skills lab), serta strategi pengembangan kompetensi mahasiswa.
Sebagai salah satu fakultas kedokteran yang telah berdiri lebih lama dan memiliki rekam jejak kuat, FK UM Surakarta menjadi rujukan penting bagi FK UMSIDA dalam memperkuat berbagai aspek institusional dan akademik.
Benchmarking pada Tata Kelola dan Mutu Akademik
Dekan FK UMSIDA, Dr dr Ronny Sutanto MAR Sp OT Subsp CO(K) dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis jangka panjang untuk memastikan standar pendidikan kedokteran di UMSIDA selaras dengan kebutuhan nasional maupun internasional. Ia menekankan pentingnya belajar dari institusi yang sudah mapan agar FK UMSIDA dapat mempercepat proses pengembangan fakultas.
“Belajar dari institusi yang berpengalaman sangat penting. Ini membantu kami memperkuat sarana prasarana, meningkatkan mutu tenaga pendidik, sekaligus mempercepat adaptasi terhadap standar pendidikan kedokteran yang terus berkembang,” ujarnya.
Dekan FK UM Surakarta, Dr dr Flora Ramona Sigit Prakoeswa M Kes Sp DVE Dipl STD HIV/AIDS FINSDV FAADV menyambut baik kedatangan rombongan FK UMSIDA. Ia menyampaikan apresiasi atas inisiatif benchmarking tersebut dan menegaskan bahwa kolaborasi antar fakultas kedokteran Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam memperkuat ekosistem pendidikan kedokteran nasional.
Ia berharap kunjungan ini dapat membuka peluang kerja sama yang lebih luas, mulai dari akademik, penelitian, hingga pengabdian masyarakat.

Hari pertama, FK UMSIDA mendapatkan paparan mengenai tata kelola keuangan fakultas, mulai dari proses perencanaan anggaran (budgeting), monitoring, hingga penerapan akuntabilitas. Selain itu, tim FK UM Surakarta turut memaparkan strategi pengembangan SDM akademik dan tenaga kependidikan, serta pemeliharaan sarana-prasarana yang mendukung kegiatan pendidikan kedokteran.
Penjelasan dilanjutkan dengan paparan mengenai perkembangan kurikulum berbasis kompetensi. Tim FK UM Surakarta menggambarkan bagaimana sistem tata kelola akademik mereka berkembang melalui integrasi SPMI, optimalisasi unit pendukung, dan penyusunan kurikulum yang diperbarui mengikuti standar nasional pendidikan tinggi serta standar kompetensi dokter Indonesia.
Benchmarking Kurikulum, Asesmen, dan Pembelajaran Kompetensi
Sesi berikutnya diisi dengan Focused Group Discussion (FGD) mengenai pengembangan kurikulum dan asesmen. Tim kurikulum FK UMSIDA berdiskusi mendalam dengan tim FK UM Surakarta tentang penggunaan blueprint asesmen, integrasi case-based learning (CBL), team-based learning (TBL), serta penerapan portofolio elektronik sebagai alat pelacakan capaian pembelajaran mahasiswa.
Pada kesempatan ini, tim FK UM Surakarta menjelaskan bahwa tantangan pendidikan kedokteran modern adalah memastikan mahasiswa memiliki pengalaman belajar yang konsisten dan relevan di tengah tuntutan kompetensi yang terus berkembang. Oleh karena itu, inovasi pembelajaran terus didorong, termasuk pemanfaatan platform digital dan sistem monitoring otomatis.
Delegasi FK UMSIDA juga mendapatkan penjelasan rinci mengenai pelaksanaan Objective Structured Clinical Examination (OSCE), yang merupakan salah satu asesmen kompetensi klinis utama dalam pendidikan kedokteran. FK UM Surakarta membagikan strategi penyusunan station OSCE, pengelolaan standar pasien, hingga pola pelatihan penguji (examiner) untuk memastikan pemeriksaan berlangsung objektif dan terstandar.
Diskusi berlangsung interaktif dan dinamis, ditandai dengan berbagai pertanyaan dari tim UMSIDA seputar penerapan kurikulum berbasis kompetensi, mekanisme pelaporan capaian pembelajaran, hingga bagaimana menjaga keselarasan antara pembelajaran di preklinik dan klinik.
Benchmarking Skills Lab, Riset, dan Tindak Lanjut Kolaborasi
Pada hari kedua, kegiatan difokuskan pada peninjauan fasilitas skills laboratory dan simulation center. Delegasi FK UMSIDA melihat langsung fasilitas laboratorium, termasuk penggunaan manekin canggih untuk simulasi keterampilan klinis, ruang OSCE, serta sistem penjadwalan kompetensi berbasis digital.
Tim pengelola skills lab FK UM Surakarta menjelaskan bahwa pembelajaran keterampilan klinis disusun menggunakan pendekatan scaffolding, yaitu proses pembelajaran bertahap dari keterampilan dasar hingga keterampilan lanjutan agar mahasiswa dapat menguasai kompetensi secara sistematis.

Selain mempelajari metode pembelajaran, rombongan juga memperoleh penjelasan mengenai manajemen inventaris alat simulasi, pemeliharaan peralatan, serta implementasi standar keselamatan laboratorium. Pengalaman ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi FK UMSIDA dalam mengembangkan fasilitas laboratorium keterampilan klinik yang lebih terstruktur.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan, kedua fakultas melakukan diskusi mengenai rencana tindak lanjut dan penjajakan kerja sama lanjutan. FK UMSIDA dan FK UM Surakarta sepakat untuk memperkuat kolaborasi dalam berbagai bidang, termasuk pengembangan kurikulum, penelitian bersama, pertukaran dosen, pelatihan OSCE, serta pendampingan persiapan akreditasi.
Melalui kegiatan benchmarking ini, FK UMSIDA berharap dapat menerapkan berbagai praktik baik yang diperoleh selama kunjungan guna memperkuat kualitas institusi. Kolaborasi yang terjalin diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan kedokteran sekaligus menghasilkan lulusan yang kompeten, berintegritas, dan siap menjawab tantangan dunia kesehatan yang terus berkembang.











