Fk.umsida.ac.id – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FK UMSIDA) kembali melaksanakan kegiatan abdi masyarakat sebagai wujud implementasi keilmuan dan pengabdian nyata kepada warga. Kegiatan ini digelar oleh PRM & PRA Sidodadi Taman dalam rangka memperingati Milad Muhammadiyah ke-113, pada Minggu, 23 November 2025, bertempat di Balai Desa Sidodadi, Kecamatan Taman, Sidoarjo.
Kegiatan tahun ini menghadirkan empat program utama, yaitu khitan ceria, donor darah, pemeriksaan katarak, serta layanan fisioterapi. Seluruh kegiatan dilaksanakan secara terbuka dan gratis untuk masyarakat Desa Sidodadi dan sekitarnya.
Lihat juga: Melawan Musuh Tak Kasat Mata: Semangat Kepahlawanan Ahli Mikrobiologi di Era Resistensi Antibiotik
Partisipasi masyarakat terlihat sangat tinggi. Warga dari berbagai usia datang memenuhi balai desa, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia. Kehadiran masyarakat yang antusias membuat suasana kegiatan terasa dinamis dan penuh semangat.
Para mahasiswa terlihat sigap dalam mengarahkan peserta, mengelola proses registrasi, serta mendampingi proses pemeriksaan. Kolaborasi tersebut menunjukkan kesiapan mahasiswa dalam berperan langsung di lapangan sekaligus memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna.
Abdi Masyarakat FK UMSIDA untuk Pemeriksaan Kesehatan Warga
Kegiatan abdi masyarakat ini dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap layanan medis dasar sekaligus menjadi ajang pembelajaran praktis bagi mahasiswa. Dengan mengusung tema Pemeriksaan Kesehatan untuk Masyarakat, program ini menjadi wadah penerapan ilmu yang telah dipelajari di ruang kuliah.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan layanan pemeriksaan Kesehatan dasar kepada masyarakat dan juga melatih ketrampilam mahasiswa dalam pelayanan Kesehatan. Salah satu layanan yang paling menarik adalah khitan ceria. Anak anak datang bersama orang tua mereka untuk menjalani tindakan khitan dalam suasana yang dibuat ramah anak.
Dekorasi ceria, pendampingan mahasiswa, serta pendekatan komunikatif dari dokter membantu mengurangi rasa takut peserta. Mahasiswa turut membantu persiapan alat, pencatatan peserta, hingga memastikan setiap anak merasa nyaman selama proses berlangsung.
Selain itu, layanan donor darah yang bekerja sama dengan Unit Donor Darah PMI Sidoarjo juga menarik perhatian warga. Para pendonor mengikuti pemeriksaan awal seperti pengecekan tekanan darah dan hemoglobin sebelum dinyatakan layak mendonorkan darah. Mahasiswa FK UMSIDA bertugas di bagian administrasi, mengatur alur registrasi, serta memberikan edukasi singkat mengenai manfaat donor darah.
Layanan pemeriksaan katarak juga memberikan dampak besar bagi masyarakat, terutama kalangan lansia yang membutuhkan pemeriksaan mata lebih lanjut. Tenaga medis berpengalaman melakukan pemeriksaan dengan dibantu mahasiswa dalam pencatatan hasil serta pendampingan peserta. Beberapa warga yang memerlukan tindakan lanjutan diarahkan menuju fasilitas kesehatan mitra untuk mendapatkan penanganan lebih komprehensif.
Sementara itu, layanan fisioterapi memberikan kesempatan bagi warga yang mengalami keluhan nyeri otot, nyeri sendi, maupun keterbatasan gerak untuk mendapatkan konsultasi. Mahasiswa membantu fisioterapis dalam melakukan assessment awal, mengarahkan peserta selama pemeriksaan, serta memberikan edukasi latihan mandiri yang bisa dilakukan di rumah. Layanan ini menjadi salah satu yang paling ditunggu karena keluhan muskuloskeletal cukup banyak ditemukan di tengah masyarakat.
Manfaat Abdi Masyarakat untuk Warga dan Mahasiswa FK UMSIDA
Kegiatan abdi masyarakat ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa FK UMSIDA. Melalui interaksi langsung dengan masyarakat, mahasiswa belajar menghadapi dinamika pelayanan kesehatan nyata, melatih kemampuan komunikasi, serta mengasah empati terhadap berbagai karakter dan kebutuhan pasien.
Naisyila Yanuarisqi Tamam, salah satu mahasiswa FK UMSIDA, mengungkapkan pengalaman berharganya selama bertugas di bagian administrasi donor darah. Ia mengaku belajar bagaimana menjelaskan prosedur kesehatan kepada masyarakat yang memiliki latar belakang dan kekhawatiran berbeda.

“Saya belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik kepada masyarakat yang datang. Setiap orang punya kebutuhan dan kekhawatiran berbeda, sehingga kami harus benar-benar sabar dan jelas ketika memberikan penjelasan,” ujarnya.
Naisyila juga berkesempatan melihat proses khitan secara langsung. Dari pengalaman itu, ia memahami bagaimana dokter menenangkan anak yang merasa takut serta bagaimana tindakan medis dilakukan secara aman dan terstruktur.
“Dari situ, saya memahami alur khitan dan bagaimana tenaga medis bekerja untuk membuat anak merasa nyaman,” tambahnya.
Bagi mahasiswa tingkat awal maupun tingkat lanjutan, kegiatan semacam ini menjadi sarana belajar yang tidak bisa digantikan oleh teori saja. Melalui praktik langsung, mahasiswa dapat mempelajari cara bersikap profesional, membangun relasi dengan masyarakat, serta menanamkan nilai empati yang kuat sebagai calon tenaga kesehatan.
Harapan terhadap Pelaksanaan Abdi Masyarakat di Tahun-Tahun Mendatang
Melihat antusiasme warga Desa Sidodadi serta besarnya manfaat yang dirasakan mahasiswa, kegiatan abdi masyarakat FK UMSIDA diharapkan dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan.
Warga desa mengapresiasi pelayanan ramah dan informatif yang diberikan mahasiswa, terutama karena memudahkan mereka mendapatkan akses layanan kesehatan tanpa harus pergi jauh.
Naisyila berharap kegiatan seperti ini terus diperluas cakupannya agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya.
“Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan karena sangat bermanfaat. Semoga ke depannya pelaksanaan kegiatan dapat menjadi lebih baik lagi dan memberikan pengalaman yang lebih luas bagi mahasiswa FK UMSIDA agar menjadi calon dokter yang profesional,” ungkapnya.
Kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat melalui kegiatan abdi masyarakat semacam ini menjadi contoh nyata kontribusi UMSIDA dalam membangun kesehatan masyarakat. Harapannya, sinergi ini dapat terus berlanjut dan menghadirkan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya.
Penulis: Isviyatul Haniya











