fk.umsida.ac.id – Pembahasan Pancasila dalam acara PKMU Quarter Life Crisis yang diselenggarakan pada 22 Mei 2025, Dr. Dzul, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo , memaparkan pentingnya memahami karakter adil dan beradab yang terkandung dalam Sila Kedua Pancasila: “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.
Dr. Dzul menekankan bahwa nilai-nilai Pancasila harus dipahami dengan lebih mendalam oleh mahasiswa, bukan hanya sebagai prinsip yang tertulis dalam dokumen negara, tetapi juga sebagai pedoman hidup yang bisa membentuk karakter yang lebih baik.
Pentingnya Sila Kedua Pancasila dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa
Menurut Dr. Dzul, karakter adil dan beradab yang terkandung dalam sila kedua Pancasila bukan hanya menjadi dasar moral bagi masyarakat, tetapi juga menjadi landasan bagi mahasiswa untuk menjalani hidup yang lebih bermakna.
Baca juga: SILASMA 2025 di Umsida, Ini Peran Penting Perpustakaan dan Pustakawan
“Sila kedua ini memiliki kaitan erat dengan prinsip Islam dan Kemuhammadiyahan yang mengajarkan kita untuk berperilaku adil dan beradab dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Dr. Dzul.
Karakter adil dan beradab adalah karakter yang bisa membimbing mahasiswa dalam menjalani kehidupan kampus dan masyarakat, sekaligus menghadapai tantangan hidup.
Dr. Dzul mengaitkan pentingnya karakter ini dengan Pancasila yang mengarahkan mahasiswa untuk memahami esensi kemanusiaan yang adil dan beradab dalam berbagai konteks kehidupan.
Keadilan dalam Perspektif Islam
ilustrasi: pexels
Dr. Dzul juga menghubungkan sila kedua Pancasila dengan Islam, yang mengajarkan bahwa keadilan bukan hanya berbicara tentang hukum, tetapi juga tentang perlakuan terhadap sesama manusia, bahkan terhadap musuh sekalipun.
Mengutip QS. Al-Ma’idah: 8, beliau menyatakan: “Dan janganlah kebencian suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berlaku adillah. Itulah yang lebih dekat kepada takwa.”
Ayat ini menunjukkan bahwa keadilan bukan hanya urusan hukum atau formalitas, tetapi juga berhubungan erat dengan sikap empatik terhadap orang lain.
“Dalam Islam, prinsip keadilan mengajarkan kita untuk tidak hanya melihat masalah dari perspektif kita sendiri, tetapi untuk menempatkan diri kita pada posisi orang lain, merasakan apa yang mereka rasakan, dan berlaku adil kepada mereka,” tambah Dr. Dzul.
Beliau juga mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, “Orang beriman itu adalah yang membuat orang lain selamat dari lisannya dan tangannya.” (HR. Bukhari).
Hadis ini menegaskan bahwa keadilan dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan urusan hukum, tetapi juga dengan sikap dalam berinteraksi sosial, yang mencerminkan nilai adil dalam segala aspek kehidupan.
Beradab dalam Perspektif Islam
Beradab menurut Dr. Dzul, lebih luas dari sekadar kesopanan. Adab dalam Islam mencakup kesadaran spiritual yang menuntun setiap individu untuk berlaku baik dan beradab, bukan hanya dalam hubungan sosial tetapi juga dalam hubungan mereka dengan Allah.
“Adab adalah bentuk penghormatan terhadap sesama manusia dan terhadap Tuhan. Ia mencakup tutur kata yang baik, sikap rendah hati, dan tindakan yang penuh rasa hormat terhadap orang lain,” ujar Dr. Dzul.
Dr. Dzul menambahkan bahwa dalam Islam, beradab juga berarti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. “Seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, ‘Innamā bu‘itstu li-utammima makarima al-akhlāq’ – Aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak mulia,” lanjutnya.
Ini menunjukkan bahwa adab adalah bagian integral dari ajaran Islam yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kehidupan mahasiswa di kampus.
Menjadi Agen Perubahan dengan Karakter Adil dan Beradab
Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat. Dr. Dzul menyatakan bahwa mahasiswa harus dapat menjadi agen perubahan dengan karakter yang adil dan beradab.
“Karakter ini harus dipahami dan diterapkan dalam kehidupan mahasiswa sehari-hari. Berperilaku adil dan beradab adalah bagian dari amal saleh yang seharusnya menjadi dasar dalam setiap tindakan mahasiswa, baik dalam akademik, sosial, maupun kehidupan pribadi mereka,” jelas Dr. Dzul.
Selain itu Dr. Dzul mengajak mahasiswa untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan sila kedua sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan sesama.
“Sila kedua Pancasila mengajarkan kita untuk berlaku adil dan beradab. Mahasiswa yang memahami ini dengan baik akan membawa dampak positif, tidak hanya di kampus, tetapi juga di masyarakat,” tambahnya.
Implementasi Karakter Adil dan Beradab dalam Kehidupan Mahasiswa
Dr. Dzul mengingatkan mahasiswa untuk selalu menjaga karakter adil dan beradab dalam setiap langkah kehidupan mereka. Dalam keseharian di kampus, mahasiswa harus mampu berlaku adil, baik dalam menghadapi teman, dosen, maupun dalam menyelesaikan tugas dan ujian.
“Jujurlah dalam ujian, adillah dalam kelompok kerja, dan bersikap empati dalam kegiatan sosial. Karakter ini bukan hanya dituntut di dalam ruang kelas, tetapi juga di luar kampus,” ujarnya.
Dengan memahami nilai-nilai dari sila kedua Pancasila dan mengaitkannya dengan prinsip-prinsip Islam dan Kemuhammadiyahan, mahasiswa diharapkan dapat menjadi pribadi yang lebih baik, yang mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat dan bangsa.
Penulis: Kiki Widyasari Hastowo