Perjalanan Panjang Menuju Launching Kedokteran
fk.umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) resmi meluncurkan Program Studi Kedokteran pada 2025. Dengan persiapan dan kesiapan untuk mendapatkan akreditasi unggul, Umsida meyakini akan dapat mencetak tenaga medis berkualitas sesuai dengan akidah Muhammadiyah melalui pendidikan kedokteran berstandar nasional.
Rektor Umsida, Dr Hidayatulloh MSi dalam peluncuran, menyampaikan bahwa pendirian program studi kedokteran merupakan bentuk nyata hasil kerja keras yang diusahakan sejak tahun 2022.
Lihat juga: Fakultas Kedokteran Lahir Beriringan, UMMAT Berkunjung ke Umsida
“Alhamdulillah atas izin Allah dan kerjasama tim yang luar biasa terutama dari tim PPFK, sejak 2022 kami telah merancang mempersiapkan dan mengajukan prodi kedokteran demi Umsida yang lebih maju,” ujarnya.
Segala proses peluncuran Program Studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo harus tertunda meskipun sempat melakukan pengunggahan dokumen ke sistem Siaga. Hal ini dikarenakan muncul kebijakan baru dari pemerintah yang mengharuskan perguruan tinggi di Jawa memiliki akreditasi A atau unggul untuk dapat membuka Program Studi Kedokteran.
Terhitung pada saat itu, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo masih terakreditasi B. Namun, tekat dari tim PPFK tidak menyerah dan memperkuat usahanya. Salah satu usahanya dengan menyiapkan Program Studi Kedokteran Gigi.
“Alhamdulillah dengan kerja keras dalam bimbingan Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah yang diwakili oleh Prof Budu, dalam waktu 6 bulan sejak mengunggah sampai dengan terbitnya SK, prodi kedokteran gigi sudah menerima maba tahun 2024,” tambah beliau.
Akreditasi Institusi dan Persiapan Pembukaan Prodi Kedokteran Umsida
Segala upaya dari Umsida untuk mempercepat akreditasi program studi dan institusi akhirnya membuahkan hasil. Percepatan ini dilakukan intensif sejak 2022, sehingga pada 19 Maret 2024. Maka setelah upaya tersebut, Umsida resmi mendapatkan akreditasi unggul.
Dengan akreditasi unggul, didukung kesiapan dari sisi kurikulum, SDM, sarana prasarana, dan dukungan BPH untuk anggaran, Umsida langsung melanjutkan langkah membuka program studi kedokteran.
“Alhamdulillah, berkah yang diberikan oleh Allah pada Ramadhan 1446 H kemarin, SK prodi kedokteran itu telah kami terima dari Kementerian Dikti Saintek,” ungkap Rektor.
Apresiasi LLDikti Wilayah VII atas Keberhasilan Umsida pada Program Studi Kedokteran
Dalam launching program studi kedokteran ini, hadir pula Kepala LLDikti Wilayah VII, Prof Dr Dyah Sawitri MM. Beliau dengan suka cita memberikan apresiasi atas perjuangan Umsida membuka kedokteran dengan penuh tanggung jawab.
“Sampai di titik launching program studi kedokteran, semua dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Dengan proses pembukaan prodi ini, Alhamdulillah Allah mudahkan dengan kekuatan dan komitmen yang besar, akhirnya Prodi kedokteran diridhoi oleh Allah dan juga disahkan oleh negara,” jelasnya.
Prof Dyah berharap, dengan hadirnya prodi kedokteran Umsida dapat berkontribusi nyata membantu pemerintah mengatasi masalah besar seperti stunting di Indonesia ataupun fokus dari Program Studi Kedokteran Umsida itu sendiri, yaitu Tuberkulosis paru (TBC paru) yang marak di Sidoarjo.
Lihat Juga: Umsida dan Unipa Jalin Sinergi Melalui Mahasiswa S2
Dukungan Penuh dari Kementerian Dikti Saintek
Peluncuran program studi kedokteran Umsida juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Dikti Saintek melalui kehadiran Prof Dr Aisyah Endah Palupi MPd, Sekretaris Direktorat Jenderal Dikti.
Beliau menilai langkah Umsida membuka program studi kedokteran sangat strategis dan mendukung transformasi sektor kesehatan, terutama di wilayah Sidoarjo. Serta berharap dapat mendukung serta mencetak tenaga medis untuk seluruh Indonesia.
“Jadi melalui pendidikan tinggi yang transformatif untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan sesuai dengan undang-undang nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan yang berisi strategi gotong royong untuk mempercepat pemenuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan melalui pendidikan tinggi sesuai dengan kebutuhan wilayah,” terangnya.
Menurutnya, Umsida telah membangun kolaborasi luas dengan berbagai rumah sakit sekitar sebagai bagian dari ekosistem akademik kedokteran. Salah satunya Rumah Sakit milik yayasan Muhammadiyah, yaitu RS Siti Khodijah di Sepanjang.
Ia menekankan pentingnya kerja sama nasional antara perguruan tinggi kedokteran, rumah sakit pendidikan, kolegium, pemerintah daerah, dan masyarakat demi memperkuat sistem kesehatan akademik nasional.
“Adapun strategi gotong royong semua pihak ini dilakukan akselerasi dalam pemenuhan dan distribusi tenaga medis dan tenaga kesehatan melalui sistem kesehatan akademik yang merupakan kolaborasi antara perguruan tinggi, rumah sakit pendidikan, kolegium, Pemda dan masyarakat,” jelas Prof Aisyah.
Standar Nasional Pendidikan Kedokteran Harus Jadi Prioritas
Prof Aisyah juga mengingatkan pentingnya menjalankan pendidikan kedokteran sesuai standar nasional dan regulasi yang berlaku. Standar ini menjadi kunci utama menjaga kualitas pendidikan kedokteran di Umsida.
Ia menegaskan bahwa semua pihak terkait, termasuk Umsida dan PP Muhammadiyah, harus berkomitmen penuh terhadap mutu program studi kedokteran.
“Dengan begitu, kita akan menghasilkan tenaga medis yang dapat mengabdi dan memberikan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah khususnya di Jawa Timur,” pungkasnya.
Penulis: Kiki Widyasari Hastowo